Kita

Tak ada isak tangis malam itu. Namun seolah olah serupa berhamburan di ruang tengah. Setiap orang yang menyaksikan harapan pada ruang itu akan merasakan hal yang sama.
mengapa mesti bertemu saat seperti ini?
setelah pertemuan tak lagi intim dihajar aktifitas, diremukkan suasana, di hantam badai berturut turut.
 Kita seharusnya merayakan pertemuan dengan masakan dari aktifitas yang tadi siang dijalankan. disajikan diruang tengah, dicicipi dengan gelak tawa, ejekan dan kelakar membahagiakan.
nampaknya malam ini menjadi anomali . setelah berminggu minggu berbulan bulan bertahun tahun, kesunyian menganiyaya tempat itu..........
menggusur seluruh mimpi dan harapan yang peranah di hamili ditempat itu. tepat setelah penghuninya meninggalkanya. tidak semua, Tapi apa bedanya semua dengan tidak semua? saat tempat itu menjadi bidang rawa, menyadi tempat resapan atas resiud residu harian, menjadi sandaran untuk menerima keluh kesah, menampung semua spirit liar, memndam rasa lelah dan takut, menerima dendam pada semua dunia. tapi kita tidak menghajarnya.
kita tidak mengahalaunya.
kita tidak menyerang dunia kosong hampa dan banal ini. kita larut dan mapan.....
ruang dan waktu menjadi penjara bagi mereka yang percaya bahwa dunia bisa dirubah.
keadaan sampai pada bab terahir, bahwa kita sedang berlari kencang ke arah depan, namun kadang brbalik atau melambat.
jeda beberapa detik, saat yang terdengar deru suara pompa air yang berusha untuk terus mengfusikan diri meski keruskan tak pernah dihirau oleh penguninya.
kita belum metuskan apa apa. kita masih takut mengambil arah, saat kita tau tada lagi pilihan tersisa, saat kita tahu kita semua telah membuktikan kegagalan demi kegagalan....
sudah menjelang beberapa tahun perjalanan tanpa bahan bakar ini mesti mencari setasiun pemberhentian. mengisi bahan bakar, melihat kembali peta untuk memastikan tujuan, atau mungkin berbalik arah. namun pastinya, sebuah "Komunike terahir" mestinya ditulis dengan senyum terhangat penulisnya.....huekkk pretttt......

Komentar

Postingan Populer