Kebetulan yang bukan kebetulan

Kebetulan yang bukan benar benar kebetulan "there's no accident", demikian kata sigmud freud. intinya tak ada kebetulan murni didunia ini.setiap kebetulan adalah bukan sebuah kebetulan. filosofi inilah yang di usung james redfield lewat celestine prophecy.
redfield mengajak kita merasakan adanya energi ilahi yang bekerja dan meuncul lewat kebetulan- kebetulan. inilah bukti bahwa alam semsta mendengar ketulusan doa tiap amnusa dan membantu lewat kebetulan.
jauh sebelum konsep law of attraction dikemukakan rhonda byrne dalam the secret' ,carl gustav jung sudah mengemukakan konsep singkronitas. konsep jung inilah yang tampak kentalmewarnai trilogi novel celestine prophecy karya redfield. novel yang menjadi best seller di pergantian melenium itu telah menginspirasi banyak orang.
kebetulan bisa menyangkut munculnya seseorang pada saat yang tepat dengan membawa informasi atau sesuatu yang memang kita cari. bisa juga kesadaran mendadak bahwa hobi atau ketertariakn yang kita miliki masa lalu ternyata merupakan persiapan untuk menangkap kesempatan atau peluang kerja dimasa depan.
carl jung juga adalah pemikir moderen pertama yang menjelasakan fenomena misterius ini. ia menyebut dengan istilah singkronitas. jung berpendapat singkronitas adalah prinsip sebab akibat dalam alam semesta, hukum yang menggerakakn umat manusia menuju pertumbuhan kesadaran yang lebih besar.
singkronitas bisa dirasakan ketika manusia bersikap mistis dalam keseharian seperti yang dimaksud heidegger.singkronitas adalah kesadaran tentang bagaimana hsl hsl ilshi terjadi dalam kehidupan kita.
dalam singkronitas, terjadi penyatuan antara transendensi dan imajinasi. tuhan tidak mengawang-awang di atas san, melainkan hadir melalui kebtulan kebetulan di keseharian.
kebetulan  yang sejatinya merupakan jawaban jawban atas doa kita.
berati disini manusia mesti lebih dulu membuat keputusan mengenai arah hidup dan selanjutnya peka terhadap kebtulan kebetulan yang menuntun pada arah yang dituju. dengan menyadari singkronitas, diharapkan kita tak lagi melempar tanggung jawab hidup kita ke atas langit, namun berani menghadapi dan ememutuskan apa yang yang mau kita tuju.
disinilah kita diajarkan bertanggung jawab atas konsekwensi atas keputusan hidup. melalui cara pandang casteline, manusia di ajak melihat bahwa alam semsta bukan bekerja atas dasar "manuisa berusaha"tuhan menentukan", melainkan manusia menentukan, tuhan mengushakan".
jika penentuan di anggap ada di tanggan tuhan, maka tak ada tanggung jawab manusia atas hasil keputusannya sendiri. padahal justru manusia mesti menentukan lebih dahulu apa yang di ingginkanya. jika keinginan selaras dengan keseimbangan semesta , maka energi ilahi itu akan membantu( mengushakan) tercapainya keinginan lewat kebetulan kebetulan yang sejatinya bukan kebetulan.

Komentar

Postingan Populer